1 Petrus 3: 8 "Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati,"
Apa yang dikatakan orang-orang dalam sebuah percakapan tidak sepenting apa yang mereka rasakan. Seringkali, seseorang mengatakan satu hal tetapi merasakan hal yang lain.
Jika Anda hendak menjadi pendengar yang baik, maka Anda harus memaklumi kata-kata orang lain, bahkan apabila yang mereka ucapkan itu menyinggung Anda. Orang-orang yang terluka menyakiti orang lain, dan kata-kata merupakan senjata yang efektif. Ketika seseorang menyerang atau sebaliknya bersikap defensif, itu biasanya karena mereka takut, tidak aman, atau frustrasi.
Tahukah Anda? Ketika Anda mengenali bahwa mereka merasakan hal-hal tersebut, Anda akan jauh lebih mudah untuk fokus mendengarkan apa yang sebenarnya mereka coba katakan. Jauh lebih sulit untuk bersimpati ketika Anda menganggap mereka mengatakan sesuatu yang tidak baik hanya karena mereka buruk atau jahat.
Kata-kata tidak selalu memperlihatkan keseluruhan gambar. Terkadang Anda harus berpikir keras. Anda harus melihat apa yang pernah dialami seseorang. Anda harus bertanya mengapa masalah ini bisa menjadi masalah besar bagi orang tersebut. Anda mendengarkan rasa sakit mereka, Anda mengerti bahwa kadang rasa sakit itu tidak ada hubungannya dengan Anda. Beberapa rasa sakit sudah begitu dalam sehingga menutupi setiap interaksi yang dimiliki seseorang dengan orang lain. Kata-kata yang mereka pakai mungkin saja hanya untuk menutupi rasa sakit.
Belajar untuk mendengarkan dengan kasih berarti mengabaikan hal-hal yang dikatakan orang lain tentang perasaan mereka.
"Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati," (1 Petrus 3: 8).
Jika Anda rendah hati, Anda terbuka untuk ide-ide baru. Jika Anda penuh kasih dan simpatik, Anda tidak membalas. Jika orang lain marah kepada Anda, maka Anda tahu cara mengabaikan kemarahan mereka dan tanyakan pada diri sendiri, "Apa yang sedang mereka takuti? Apa yang sedang mereka cemaskan atau takuti? Apa yang pernah menyakiti mereka?"
Walaupun Anda mengenal seseorang dengan begitu gekat, Anda tak akan bisa selalu mengerti apa yang membuat mereka begitu marah. Anda mungkin tidak akan mampu mengetahui apa yang tengah terjadi dengan emosi mereka. Ketika itu terjadi, Anda hanya perlu memberi mereka manfaat dari keraguan. Anda harus memilih kerendahan hati dan kebaikan daripada memenangkan argumen. Anda harus memberi belas kasih kepada orang lain alih-alih membalas atau memenangkan argumen Anda.
Renungkan hal ini:
- Apa perbedaan antara Simpati dan Empati? Apakah lebih sulit untuk merasakan simpati atau empati pada seseorang?
- Untuk dapat mengabaikan kata-kata seseorang hingga perasaannya, karakteristik apa yang dimiliki seorang pendengar yang hebat yang harus Anda kembangkan dalam hidup Anda?
- Apa artinya memberi seseorang manfaat dari keraguan?
Jika Anda hendak menjadi pendengar yang baik, maka Anda harus memaklumi kata-kata orang lain, bahkan apabila yang mereka ucapkan itu menyinggung Anda. Orang-orang yang terluka menyakiti orang lain, dan kata-kata merupakan senjata yang efektif. Ketika seseorang menyerang atau sebaliknya bersikap defensif, itu biasanya karena mereka takut, tidak aman, atau frustrasi.
Tahukah Anda? Ketika Anda mengenali bahwa mereka merasakan hal-hal tersebut, Anda akan jauh lebih mudah untuk fokus mendengarkan apa yang sebenarnya mereka coba katakan. Jauh lebih sulit untuk bersimpati ketika Anda menganggap mereka mengatakan sesuatu yang tidak baik hanya karena mereka buruk atau jahat.
Kata-kata tidak selalu memperlihatkan keseluruhan gambar. Terkadang Anda harus berpikir keras. Anda harus melihat apa yang pernah dialami seseorang. Anda harus bertanya mengapa masalah ini bisa menjadi masalah besar bagi orang tersebut. Anda mendengarkan rasa sakit mereka, Anda mengerti bahwa kadang rasa sakit itu tidak ada hubungannya dengan Anda. Beberapa rasa sakit sudah begitu dalam sehingga menutupi setiap interaksi yang dimiliki seseorang dengan orang lain. Kata-kata yang mereka pakai mungkin saja hanya untuk menutupi rasa sakit.
Belajar untuk mendengarkan dengan kasih berarti mengabaikan hal-hal yang dikatakan orang lain tentang perasaan mereka.
"Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati," (1 Petrus 3: 8).
Jika Anda rendah hati, Anda terbuka untuk ide-ide baru. Jika Anda penuh kasih dan simpatik, Anda tidak membalas. Jika orang lain marah kepada Anda, maka Anda tahu cara mengabaikan kemarahan mereka dan tanyakan pada diri sendiri, "Apa yang sedang mereka takuti? Apa yang sedang mereka cemaskan atau takuti? Apa yang pernah menyakiti mereka?"
Walaupun Anda mengenal seseorang dengan begitu gekat, Anda tak akan bisa selalu mengerti apa yang membuat mereka begitu marah. Anda mungkin tidak akan mampu mengetahui apa yang tengah terjadi dengan emosi mereka. Ketika itu terjadi, Anda hanya perlu memberi mereka manfaat dari keraguan. Anda harus memilih kerendahan hati dan kebaikan daripada memenangkan argumen. Anda harus memberi belas kasih kepada orang lain alih-alih membalas atau memenangkan argumen Anda.
Renungkan hal ini:
- Apa perbedaan antara Simpati dan Empati? Apakah lebih sulit untuk merasakan simpati atau empati pada seseorang?
- Untuk dapat mengabaikan kata-kata seseorang hingga perasaannya, karakteristik apa yang dimiliki seorang pendengar yang hebat yang harus Anda kembangkan dalam hidup Anda?
- Apa artinya memberi seseorang manfaat dari keraguan?
Bacaan Alkitab Setahun : Yesaya 44-47; Filipi 4 : 10-23 |
Bahkan ketika dihadapkan pada kata-kata kasar sekali pun, seorang pendengar yang baik selalu memilih untuk mengasihi.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar