Pengkhotbah 5:15 "Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatupun yang dapat dibawa dalam tangannya."
Pernahkah Anda menghadiri pemakaman orang kaya, lalu berpikir, "Saya penasaran berapa banyak harta yang mereka tinggalkan"?
Ini jawabannya: Mereka meninggalkan semuanya!
Pengkhotbah 5:15 mengatakan, "Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatupun yang dapat dibawa dalam tangannya."
Lalu, jika Anda sudah tahu tidak akan membawa serta kekayaan Anda ke surga dan harus meninggalkan segalanya, lalu apa gunanya menimbun itu semua di bumi?
Beberapa orang mungkin berniat meninggalkan harta kekayaan mereka untuk anak-anak mereka. Namun penelitian menunjukkan bahwa seringkali harta warisan lebih banyak mendatangkan kerusakan ketimbang kebaikan bagi generasi mendatang.
Beberapa tahun lalu, sebuah majalah menerbitkan satu artikel tentang apakah orangtua harus mewariskan uang mereka ke generasi berikutnya atau tidak. Mereka mewawancarai para anak pengusaha. Banyak di antara mereka mengatakan bahwa mereka lebih suka bila orangtua mereka mewariskan pengetahuan tentang cara mencari uang, ketimbang mewariskan uang itu sendiri. Singkatnya, mereka tidak menginginkan hasil dari kerja keras orangtua mereka. Mereka menginginkan teladan kerja keras orangtua mereka. Mereka mengerti bahwa kita tidak bisa menghargai apa yang bukan hasil dari jerih payah kita. Kekayaan yang diwariskan cenderung menghasilkan ketidakbertanggungjawaban.
Tidak ada seorang pun yang mewariskan lebih banyak untuk keluarganya dibandingkan Raja Salomo. Dia memiliki kekayaan terbesar di antara semua orang yang ada dalam sejarah. Dia menyerahkan segalanya kepada putranya -- kekayaannya, kekuasaannya, kekuatannya, hartanya. Tetapi sayangnya itu malah menghancurkan kehidupan putranya. Rehabeam adalah contoh orang yang hancur moralnya karena tidak bisa mengelola apa yang sudah diwariskan kepadanya.
Bukan dosa jika kita ingin menghasilkan lebih banyak uang. Namun, menimbun lebih banyak dibanding dengan yang Anda butuhkan supaya bisa mewariskannya kepada seseorang yang mungkin tak bisa mengelolanya adalah suatu hal yang tidak bijak.
Sebaliknya, sekarang ini, belajarlah menggunakan uang Anda dengan bijak. Gunakan uang yang Anda punya -- baik itu sedikit atau banyak -- untuk bisa mendatangkan lebih banyak orang ke surga.
Renungkan hal ini:
- Bagaimana Anda dapat mewariskan teladan kemurahan hati meskipun tidak punya banyak uang?
- Apa satu cara yang bisa Anda gunakan untuk berinvestasi dalam kekekalan surga hari ini?
- Apa bedanya antara menimbun dengan menabung?
Ini jawabannya: Mereka meninggalkan semuanya!
Pengkhotbah 5:15 mengatakan, "Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatupun yang dapat dibawa dalam tangannya."
Lalu, jika Anda sudah tahu tidak akan membawa serta kekayaan Anda ke surga dan harus meninggalkan segalanya, lalu apa gunanya menimbun itu semua di bumi?
Beberapa orang mungkin berniat meninggalkan harta kekayaan mereka untuk anak-anak mereka. Namun penelitian menunjukkan bahwa seringkali harta warisan lebih banyak mendatangkan kerusakan ketimbang kebaikan bagi generasi mendatang.
Beberapa tahun lalu, sebuah majalah menerbitkan satu artikel tentang apakah orangtua harus mewariskan uang mereka ke generasi berikutnya atau tidak. Mereka mewawancarai para anak pengusaha. Banyak di antara mereka mengatakan bahwa mereka lebih suka bila orangtua mereka mewariskan pengetahuan tentang cara mencari uang, ketimbang mewariskan uang itu sendiri. Singkatnya, mereka tidak menginginkan hasil dari kerja keras orangtua mereka. Mereka menginginkan teladan kerja keras orangtua mereka. Mereka mengerti bahwa kita tidak bisa menghargai apa yang bukan hasil dari jerih payah kita. Kekayaan yang diwariskan cenderung menghasilkan ketidakbertanggungjawaban.
Tidak ada seorang pun yang mewariskan lebih banyak untuk keluarganya dibandingkan Raja Salomo. Dia memiliki kekayaan terbesar di antara semua orang yang ada dalam sejarah. Dia menyerahkan segalanya kepada putranya -- kekayaannya, kekuasaannya, kekuatannya, hartanya. Tetapi sayangnya itu malah menghancurkan kehidupan putranya. Rehabeam adalah contoh orang yang hancur moralnya karena tidak bisa mengelola apa yang sudah diwariskan kepadanya.
Bukan dosa jika kita ingin menghasilkan lebih banyak uang. Namun, menimbun lebih banyak dibanding dengan yang Anda butuhkan supaya bisa mewariskannya kepada seseorang yang mungkin tak bisa mengelolanya adalah suatu hal yang tidak bijak.
Sebaliknya, sekarang ini, belajarlah menggunakan uang Anda dengan bijak. Gunakan uang yang Anda punya -- baik itu sedikit atau banyak -- untuk bisa mendatangkan lebih banyak orang ke surga.
Renungkan hal ini:
- Bagaimana Anda dapat mewariskan teladan kemurahan hati meskipun tidak punya banyak uang?
- Apa satu cara yang bisa Anda gunakan untuk berinvestasi dalam kekekalan surga hari ini?
- Apa bedanya antara menimbun dengan menabung?
Bacaan Alkitab Setahun : Imamat 1-3; Matius 24:1-28 |
Alih-alih meninggalkan warisan berjumlah besar kepada anak-anak Anda di bumi, yang mungkin mereka pun tak tahu cara mengelolanya, tinggalkan mereka warisan teladan kemurahan hati. Jika Anda melakukannya, artinya Anda sedang berinvestasi untuk surga.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar