Ibrani 11: 8 "Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui."
Iman adalah menaati perintah Allah, bahkan ketika itu tidak masuk akal, atau ketika itu tidak tampak logis atau rasional. Iman berarti taat.
Salah satu contoh paling tepat akan hal ini yaitu Abraham: "Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui" (Ibrani 11: 8).
Bayangkan, suatu hari TUHAN menampakkan diri kepadanya, menepuk pundaknya, dan berkata, "Abraham, kau harus pindah dari sini!"
Abraham berkata, "Baik! Kemana aku harus pergi?"
"Kau tak perlu tahu."
"Kapan aku harus berangkat?"
"Sekarang juga!"
"Seperti apa tempat itu?"
"Negeri yang berlimpah dengan susu dan madu!"
"Luar biasa! Aku bisa membayangkannya. Bagaimana aku tahu jika aku sudah sampai di sana?"
"Aku akan memberitahumu."
"Berapa lama waktu untuk sampai ke sana?"
"Jangan khawatir!"
"Baik. Aku akan pulang dan mulai berkemas!"
Keputusan Abraham itu membutuhkan iman. Abraham mengikuti instruksi Allah, bahkan ketika itu berarti harus memboyong keluarganya untuk menuju tempat yang tidak ia tahu-menahu, bahkan ketika itu tampak tidak masuk akal buatnya.
Pernahkah Tuhan meminta Anda untuk melakukan sesuatu yang tidak masuk akal? Jika iya, jangan bertanya -- lakukan saja!
Amsal 3: 5 mengatakan, "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri."
Percayalah pada hikmat Tuhan, bukan pada pemahaman Anda. Ketika Anda mematuhi perintah-Nya meski bahkan ketika Anda tidak mengerti itu, Anda sedang tumbuh di dalam iman dan kedewasaan rohani.
Renungkan hal ini:
- Kapan Tuhan memerintahkan Anda untuk melakukan sesuatu yang tidak masuk akal? Apa hasil dari ketaatan Anda-- atau ketidaktaatan Anda?
- Mengapa lebih bijak untuk percaya pada pemahaman Tuhan, bukan pada pemahaman Anda?
- Bagaimana Allah menggunakan ketaatan kita untuk menumbuhkan iman kita? Apa yang Dia ingin kita pelajari?
Salah satu contoh paling tepat akan hal ini yaitu Abraham: "Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui" (Ibrani 11: 8).
Bayangkan, suatu hari TUHAN menampakkan diri kepadanya, menepuk pundaknya, dan berkata, "Abraham, kau harus pindah dari sini!"
Abraham berkata, "Baik! Kemana aku harus pergi?"
"Kau tak perlu tahu."
"Kapan aku harus berangkat?"
"Sekarang juga!"
"Seperti apa tempat itu?"
"Negeri yang berlimpah dengan susu dan madu!"
"Luar biasa! Aku bisa membayangkannya. Bagaimana aku tahu jika aku sudah sampai di sana?"
"Aku akan memberitahumu."
"Berapa lama waktu untuk sampai ke sana?"
"Jangan khawatir!"
"Baik. Aku akan pulang dan mulai berkemas!"
Keputusan Abraham itu membutuhkan iman. Abraham mengikuti instruksi Allah, bahkan ketika itu berarti harus memboyong keluarganya untuk menuju tempat yang tidak ia tahu-menahu, bahkan ketika itu tampak tidak masuk akal buatnya.
Pernahkah Tuhan meminta Anda untuk melakukan sesuatu yang tidak masuk akal? Jika iya, jangan bertanya -- lakukan saja!
Amsal 3: 5 mengatakan, "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri."
Percayalah pada hikmat Tuhan, bukan pada pemahaman Anda. Ketika Anda mematuhi perintah-Nya meski bahkan ketika Anda tidak mengerti itu, Anda sedang tumbuh di dalam iman dan kedewasaan rohani.
Renungkan hal ini:
- Kapan Tuhan memerintahkan Anda untuk melakukan sesuatu yang tidak masuk akal? Apa hasil dari ketaatan Anda-- atau ketidaktaatan Anda?
- Mengapa lebih bijak untuk percaya pada pemahaman Tuhan, bukan pada pemahaman Anda?
- Bagaimana Allah menggunakan ketaatan kita untuk menumbuhkan iman kita? Apa yang Dia ingin kita pelajari?
Bacaan Alkitab Setahun : Zefanya 2; II Yohanes |
Iman artinya menyerahkan pemikiran kita pada rencana dan pemikiran Allah
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar