Amsal 15: 1 "Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah."
Pernahkah Anda perhatikan bahwa manusia itu cenderung meniru perasaan orang lain - terutama ketika kita duduk berhadap-hadapan dengan mereka? Alasan kita melakukannya ialah karena adanya neuron cermin di otak kita yang menyebabkan kita bersimpati dan ikut merasakan apa yang orang lain rasakan.
Misalnya, ketika seseorang marah kepada Anda, Anda juga ikut marah kepada mereka. Ketika seseorang merasakan penderitaan dan Anda telah cukup lama mengenal orang tersebut, Anda juga akan ikut menderita.
Sama halnya ketika seseorang berbicara dengan nada tinggi kepada Anda, maka Anda biasanya juga menaikkan suara Anda. Lalu mereka menaikkan suara mereka lebih tinggi, dan Anda ikut menaikkan suara Anda lebih tinggi lagi. Dan segera setelah itu, keadaan jadi memanas dan emosi Anda jadi tidak terkendali.
Alkitab berkata, "Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah" (Amsal 15: 1).
Biarkan saya beri Anda satu rahasia yang akan menjauhkan Anda dari sakit hati dan konflik: Ketika orang lain meninggikan suara mereka, turunkan suara Anda - di dalam pernikahan, di dalam pengasuhan, di dalam persahabatan, dan di tempat kerja Anda. Ini yang disebut kekuatan yang terkendali.
Berikut ini satu ayat yang mungkin akan Anda butuhkan suatu hari nanti - mungkin juga di minggu ini. Pengkhotbah 10: 4 mengatakan, "Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tempatmu, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar."
Ketika bos Anda memaki Anda atau pasangan Anda marah sambil berteriak-teriak kepada Anda, Anda perlu tahu bahwa amarah mereka itu mungkin saja tidak ada hubungannya dengan Anda. Jadi, ketimbang bersikap defensif, praktekkan kelemahlembutan. Biarkan jawaban lembut Anda meredakan amarah orang lain dan mencairkan situasi.
Renungkan hal ini:
- Bagaimana biasanya Anda merespon orang-orang yang menaikkan suaranya kepada Anda, misalnya ketika anak-anak Anda mengatakan hal-hal yang menyakitkan atau ketika Anda bertengkar dengan pasangan atau teman dekat Anda?
- Menurut Anda mengapa merespon dengan kelemahlembutan, bukan dengan amarah, dapat meredakan amarah? Mengapa itu dapat menarik perhatian orang lain?
- Carilah cara-cara untuk melatih kelemahlembutan minggu ini. Bagaimana reaksi orang lain ketika Anda merespon mereka dengan lembut? Catatlah usaha-usaha yang pernah Anda lakukan serta efeknya, kemudian berbagilah dengan kelompok kecil Anda.
Misalnya, ketika seseorang marah kepada Anda, Anda juga ikut marah kepada mereka. Ketika seseorang merasakan penderitaan dan Anda telah cukup lama mengenal orang tersebut, Anda juga akan ikut menderita.
Sama halnya ketika seseorang berbicara dengan nada tinggi kepada Anda, maka Anda biasanya juga menaikkan suara Anda. Lalu mereka menaikkan suara mereka lebih tinggi, dan Anda ikut menaikkan suara Anda lebih tinggi lagi. Dan segera setelah itu, keadaan jadi memanas dan emosi Anda jadi tidak terkendali.
Alkitab berkata, "Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah" (Amsal 15: 1).
Biarkan saya beri Anda satu rahasia yang akan menjauhkan Anda dari sakit hati dan konflik: Ketika orang lain meninggikan suara mereka, turunkan suara Anda - di dalam pernikahan, di dalam pengasuhan, di dalam persahabatan, dan di tempat kerja Anda. Ini yang disebut kekuatan yang terkendali.
Berikut ini satu ayat yang mungkin akan Anda butuhkan suatu hari nanti - mungkin juga di minggu ini. Pengkhotbah 10: 4 mengatakan, "Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tempatmu, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar."
Ketika bos Anda memaki Anda atau pasangan Anda marah sambil berteriak-teriak kepada Anda, Anda perlu tahu bahwa amarah mereka itu mungkin saja tidak ada hubungannya dengan Anda. Jadi, ketimbang bersikap defensif, praktekkan kelemahlembutan. Biarkan jawaban lembut Anda meredakan amarah orang lain dan mencairkan situasi.
Renungkan hal ini:
- Bagaimana biasanya Anda merespon orang-orang yang menaikkan suaranya kepada Anda, misalnya ketika anak-anak Anda mengatakan hal-hal yang menyakitkan atau ketika Anda bertengkar dengan pasangan atau teman dekat Anda?
- Menurut Anda mengapa merespon dengan kelemahlembutan, bukan dengan amarah, dapat meredakan amarah? Mengapa itu dapat menarik perhatian orang lain?
- Carilah cara-cara untuk melatih kelemahlembutan minggu ini. Bagaimana reaksi orang lain ketika Anda merespon mereka dengan lembut? Catatlah usaha-usaha yang pernah Anda lakukan serta efeknya, kemudian berbagilah dengan kelompok kecil Anda.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 10-12; Kisah Para Rasul 19:1-20 |
Kelemahlembutan meredakan konflik. kelemahlembutan menurunkan amarah.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar