Kolose 3:8 "Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu."
Anda hanya memiliki sejumlah energi tertentu dalam menyelesaikan masalah emosional.
Ketika Anda mencoba untuk menyelesaikan konflik dengan cara berkata-kata, Anda bisa saja menggunakan energi tersebut untuk menyalahkan, atau sebaliknya, menggunakannya untuk memecahkan masalah. Anda harus memilih salah satu sebab Anda tak akan punya cukup energi untuk melakukan keduanya. Sebab itu Anda harus bertanya pada diri Anda sendiri apa yang lebih penting, menyalahkan orang lain atau menyelesaikan konflik.Selesaikan masalahnya, bukan malah menyalahkan.
Selama Perang Dingin, ketika Uni Soviet dan Amerika Serikat saling berperang dengan satu sama lain, A.S. memiliki ribuan rudal antarbenua yang ditujukan untuk Soviet. Mereka bisa menghancurkan seluruh Union. Tapi pada saat yang sama, Uni Soviet juga memiliki ribuan rudal antarbenua yang juga ditujukan untuk A.S., dan itu juga bisa menghancurkan A.S.
Tetapi meskipun ketika mereka berada di titik terendah dalam Perang Dingin dan dimana ada ketegangan yang luar biasa, kedua belah pihak sebenarnya masih bisa berdamai. Mereka bisa saja memutuskan untuk tidak menggunakan senjata mereka, sebab kedua senjata itu pada dasarnya saling menghancurkan. Jika kalian menggunakan senjata kalian, kami akan menggunakan senjata kami dan kita berdua akan saling menghancurkan. Dari situ bisa disimpulkan meskipun kita berkonflik, sebenarnya kita bisa sama-sama saling sepakat untuk tidak saling berdamai.
Ini sama halnya dengan Anda. Anda tidak boleh menggunakan "senjata pemusnah masal" dalam pernikahan Anda, seperti mengancam untuk bercerai atau mengancam untuk kabur dari rumah atau menjelek-jelekkan mertua Anda. Sebaliknya, Anda harus memutuskan meskipun seberapa marahmya Anda terhadap satu sama lain, jaga kata-kata Anda sebab itu mampu menghancurkan hubungan Anda dengan cara meruntuhkan kepercayaan.
Alkitab dengan amat spesifik menjelaskan tentang apa yang bisa berada di luar batas. Kolose 3: 8 mengatakan, "Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." Kata-kata kotor itu bagaikan senjata pemusnah masal.
Alasan mengapa kita harus memperbaiki masalah dan bukan menyalahkannya yaitu karena menyalahkan adalah bentuk dari penghakiman dan hanya Tuhan yang punya hak untuk menghakimi. Anda bukan hakim, Anda tak bisa mengetahui apa motif orang lain. Bahkan, Anda sama sekali tidak tahu apa motif Anda sendiri! Hanya Tuhan yang tahu. Biarkanlah Dia yang menjadi hakim, supaya Anda bisa fokus memperbaiki masalah Anda.
Renungkan hal ini:
Apa yang mungkin bisa menjadi "senjata pemusnah masal" yang sedang Anda pakai dalam hubungan Anda?
Bagaimana Anda bisa beralih dari menyalahkan menjadi memperbaiki masalah Anda?
Dalam sebuah hubungan, mengapa penting untuk menetapkan batas-batas dalam "bertarung secara adil?"
Ketika Anda mencoba untuk menyelesaikan konflik dengan cara berkata-kata, Anda bisa saja menggunakan energi tersebut untuk menyalahkan, atau sebaliknya, menggunakannya untuk memecahkan masalah. Anda harus memilih salah satu sebab Anda tak akan punya cukup energi untuk melakukan keduanya. Sebab itu Anda harus bertanya pada diri Anda sendiri apa yang lebih penting, menyalahkan orang lain atau menyelesaikan konflik.Selesaikan masalahnya, bukan malah menyalahkan.
Selama Perang Dingin, ketika Uni Soviet dan Amerika Serikat saling berperang dengan satu sama lain, A.S. memiliki ribuan rudal antarbenua yang ditujukan untuk Soviet. Mereka bisa menghancurkan seluruh Union. Tapi pada saat yang sama, Uni Soviet juga memiliki ribuan rudal antarbenua yang juga ditujukan untuk A.S., dan itu juga bisa menghancurkan A.S.
Tetapi meskipun ketika mereka berada di titik terendah dalam Perang Dingin dan dimana ada ketegangan yang luar biasa, kedua belah pihak sebenarnya masih bisa berdamai. Mereka bisa saja memutuskan untuk tidak menggunakan senjata mereka, sebab kedua senjata itu pada dasarnya saling menghancurkan. Jika kalian menggunakan senjata kalian, kami akan menggunakan senjata kami dan kita berdua akan saling menghancurkan. Dari situ bisa disimpulkan meskipun kita berkonflik, sebenarnya kita bisa sama-sama saling sepakat untuk tidak saling berdamai.
Ini sama halnya dengan Anda. Anda tidak boleh menggunakan "senjata pemusnah masal" dalam pernikahan Anda, seperti mengancam untuk bercerai atau mengancam untuk kabur dari rumah atau menjelek-jelekkan mertua Anda. Sebaliknya, Anda harus memutuskan meskipun seberapa marahmya Anda terhadap satu sama lain, jaga kata-kata Anda sebab itu mampu menghancurkan hubungan Anda dengan cara meruntuhkan kepercayaan.
Alkitab dengan amat spesifik menjelaskan tentang apa yang bisa berada di luar batas. Kolose 3: 8 mengatakan, "Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." Kata-kata kotor itu bagaikan senjata pemusnah masal.
Alasan mengapa kita harus memperbaiki masalah dan bukan menyalahkannya yaitu karena menyalahkan adalah bentuk dari penghakiman dan hanya Tuhan yang punya hak untuk menghakimi. Anda bukan hakim, Anda tak bisa mengetahui apa motif orang lain. Bahkan, Anda sama sekali tidak tahu apa motif Anda sendiri! Hanya Tuhan yang tahu. Biarkanlah Dia yang menjadi hakim, supaya Anda bisa fokus memperbaiki masalah Anda.
Renungkan hal ini:
Apa yang mungkin bisa menjadi "senjata pemusnah masal" yang sedang Anda pakai dalam hubungan Anda?
Bagaimana Anda bisa beralih dari menyalahkan menjadi memperbaiki masalah Anda?
Dalam sebuah hubungan, mengapa penting untuk menetapkan batas-batas dalam "bertarung secara adil?"
Bacaan Alkitab Setahun : Amsal 11-13; II Korintus 5 |
Selalu ada jalan keluar yang lebih baik daripada amarah, dendam dan menyalahkan orang lain.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar