1 Samuel 2:3 "Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji."
Saya lahir di generasi yang dikenal sebagai Baby Boomers (anak-anak yang lahir pasca Perang Dunia ke II). Sementara anak-anak kita sekarang disebut sebagai generasi Millennial (anak-anak yang lahir pada dan setelah tahun 1982), yang juga dijuluki sebagai Generasi Saya (generasi yang individualistis). Di zaman dahulu, generasi saya berpanggapan bahwa masalah terbesar kami dalam menghadapi dunia ini ialah rendahnya kepercayaan diri kami. Oleh karena itu, pemerintah memberi banyak perhatian dan mengeluarkan banyak uang untuk melaksanakan gerakan untuk menaikkan kepercayaan diri kami. (Sebenarnya ini bukan permasalahnya sebab kita tak pernah kesulitan belajar untuk mencintai diri kita sendiri. Yang jadi masalah adalah kita terlalu mencintai diri sendiri.)
Akibatnya, ada rasa narsis atau terlalu mencintai diri sendiri - Anda beranggapan jika Anda tak perlu bekerja keras, berpikir jika segala sesuatunya harus diberikan kepada Anda sebab Anda merasa begitu hebat - inilah yang menjadi masalah besar di negara kita saat ini. Jika Anda tak percaya pada saya, tonton audisi American Idol. Orang-orang yang tak memiliki bakat dan kemampuan sama sekali benar- benar tak menyadari kekurangannya. Dan ketika para juri punya keberanian untuk memberitahu mereka bahwa bernyanyi mungkin bukan suatu hal yang cocok dijadikan mata pencaharian mereka, mereka malah marah.
Coba lihat statistik dari sebuah artikel majalah Time di tahun 2013 ini : "The National Institutes of Health (Lembaga Kesehatan Nasional) menemukan bahwa bagi orang-orang yang berusia 20-an, tingkat Gangguan Kepribadian Narsistik tiga kali lebih tinggi dibanding dengan generasi yang berusia 65 tahun atau yang lebih tua. Sementara itu, mayoritas partisipan masuk dalam generasi millennial, dimana 40 persen dari mereka berpikir bahwa mereka harus dipromosikan setiap dua tahun - terlepas dari baik atau huruk kinerja mereka. "
Belum lama ini, sekelompok orang berusisa 18 sampai 25 tahun ditanya apa tujuan mereka dalam hidup. Tujuan nomor satu adalah menjadi kaya. Tujuan yang paling banyak disebutkan kedua ialah menjadi terkenal. Inilah orang-orang yang memiliki prioritas yang tidak pada tempatnya.
Akibatnya, ada rasa narsis atau terlalu mencintai diri sendiri - Anda beranggapan jika Anda tak perlu bekerja keras, berpikir jika segala sesuatunya harus diberikan kepada Anda sebab Anda merasa begitu hebat - inilah yang menjadi masalah besar di negara kita saat ini. Jika Anda tak percaya pada saya, tonton audisi American Idol. Orang-orang yang tak memiliki bakat dan kemampuan sama sekali benar- benar tak menyadari kekurangannya. Dan ketika para juri punya keberanian untuk memberitahu mereka bahwa bernyanyi mungkin bukan suatu hal yang cocok dijadikan mata pencaharian mereka, mereka malah marah.
Coba lihat statistik dari sebuah artikel majalah Time di tahun 2013 ini : "The National Institutes of Health (Lembaga Kesehatan Nasional) menemukan bahwa bagi orang-orang yang berusia 20-an, tingkat Gangguan Kepribadian Narsistik tiga kali lebih tinggi dibanding dengan generasi yang berusia 65 tahun atau yang lebih tua. Sementara itu, mayoritas partisipan masuk dalam generasi millennial, dimana 40 persen dari mereka berpikir bahwa mereka harus dipromosikan setiap dua tahun - terlepas dari baik atau huruk kinerja mereka. "
Belum lama ini, sekelompok orang berusisa 18 sampai 25 tahun ditanya apa tujuan mereka dalam hidup. Tujuan nomor satu adalah menjadi kaya. Tujuan yang paling banyak disebutkan kedua ialah menjadi terkenal. Inilah orang-orang yang memiliki prioritas yang tidak pada tempatnya.
Bacaan Alkitab Setahun : Keluaran 9-11; Matius 15:21-39 |
Tujuan nomor satu kita ialah untuk mengenal Allah dan kemudian untuk mengetahui rencana dan tujuan-Nya atas hidup kita.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie)
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar