Ulangan 8:11-14 "Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan,"
Ketika bangsa Israel (pada akhirnya) siap untuk memasuki Tanah Perjanjian, Allah memperingatkan mereka bahwa bahaya yang sesungguhnya atas hidup mereka baru saja dimulai.
Sebelum sampai pada titik ini, bangsa Israel telah mengembara di padang gurun tandus selama empat puluh tahun, bergantung sepenuhnya pada Allah untuk segala hal. Setiap hari begitu melangkah keluar dari tenda kecil mereka, ada manna yang menanti, layaknya koran pagi. Allah juga memberi mereka air segar untuk diminum, tiang awan untuk memimpin dan melindungi dari terik matahari, dan tiang api untuk menerangi perkemahan mereka di malam hari. Ya, hidup di padang gurun mendatangkan banyak kesulitan. Tetapi kesulitan tersebut memaksa mereka untuk melihat hanya kepada Allah setiap hari, bergantung pada-Nya untuk segala hal.
Tapi kemudian Allah membawa mereka ke tepi Tanah Perjanjian. Dari sana mereka bisa melihat ke seberang sungai Yordan dan melihat bukit-bukit hijau subur, ladang gandum yang berdesir, sungai yang mengalir, dan pohon-pohon yang penuh dengan buah. Mereka tak sabar untuk masuk ke sana! Namun kemudian Allah berkata, "Hati-hati! Waspadalah, atau engkau akan menjadi gemuk dan angkuh lalu melupakan-Ku. Sebab ketika itu terjadi, maka penderitaanmu akan di mulai."
Kita semua pernah mengalami ini: Saat hidup kita ditimpa dengan ketidakpastian, mara bahaya, atau sakit penyakit, kita berlutut dan berseru kepada Allah. Dia bisa memakai kesulitan kita untuk membawa kita lebih dekat kepada-Nya - dimana sebenarnya melalui itu, kemudian kita akan mengalami berkat terbesar dalam kehidupan kita.
C. S. Lewis menulis, "Tuhan berbisik kepada kita dalam kesenangan kita, berbicara di dalam hati nurani kita namun berteriak dalam rasa sakit kita: itulah pengeras suara-Nya untuk membangunkan dunia yang tuli ini."
Pemazmur menulis, "Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu. Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu (Mazmur 119: 67,71).
Bacaan Alkitab Setahun :
Habakuk 1; I Petrus 4-5
Dia bisa memakai kesulitan kita untuk membawa kita lebih dekat kepada-Nya (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar