1 Samuel 2:3 "Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji."
Jika intektualisme adalah kunci utama dari tujuan dan pemenuhan, maka universitas dan kampus akan menjadi benteng pertahanan dari damai sejahtera dan cita-cita. Namun saat Anda berjalan di sekitar kampus-kampus tipikal hari ini, maka Anda akan melihat kekosongan sia-sia akan pengejaran akademik yang tanpa Tuhan. Di kampus-kampus ini Anda akan sering mendapati ide-ide yang paling ganjil dan menyimpang yang berseliweran hari ini.
Tentu saja pencarian pengetahuan dan hikmat itu hal yang bagus. Hanya sedikit yang ditawarkan oleh hidup ini yang lebih hebat dari pencarian ilmu dan hikmat. Tapi apabila dalam pencarian ini kita melupakan Allah, maka itu pengejaran yang kosong, sia-sia.
Setahun sebelum meninggal, J. Robert Oppenheimer, ahli Fisika jenius yang dikenal sebagai "bapa bom atom," mengatakan hal ini tentang hidupnya: "Aku orang yang gagal!" Saat mengenang pencapaiannya ke belakang, ia mengatakan itu semua sia-sia. Itu terdengar seperti Solomo yang berkata, "Aku berkata dalam hati: "Mari, aku hendak menguji kegirangan! Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itupun sia-sia" (Pengkhotbah 2:11).
Kita merayakan kemajuan yang begitu dramatik dalam pengetahuan dan teknologi, malah begitu diagung-agungkan. Tapi seperti apa yang dikatakan Tom Brokaw, "Tidak cukup hanya terhubung dengan dunia jika ada korsleting jiwa." Dengan adanya telekomunikasi global, kita benar-benar menjadi bak sebuah desa global. Namun ada isolasi dan pengasingan, dan semua teknologi di dunia ini hampir mematikan jiwa kita sedikit demi sedikit. Itulah pengejaran ilmu yang tanpa Tuhan.
Bacaan Alkitab Setahun :
Zefanya 3; III Yohanes - Yudas
Allah sumber pengetahuan, dan apapun yang terjadi tidak akan pernah luput dari pengawasan-Nya (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar