1 Korintus 1:18 Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
Selama perjalanan saya melayani, saya mendapati bahwa beberapa orang lebih terbuka terhadap Injil dibanding dengan yang lain. Saya tak pernah tahu bagaimana cara kerjanya, saya hanya berbagi Firman Tuhan dengan orang- orang dan mengajak mereka untuk datang kepada Kristus. Selama ini saya melihat bahwa orang-orang menanggapinya dengan berbeda.
Rasul Paulus mendapat tiga reaksi orang yang berbeda terhadap Injil saat ia berkhotbah: Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada yang mengejek, dan yang lain berkata: "Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu." Tetapi beberapa orang laki-laki menggabungkan diri dengan dia dan menjadi percaya, di antaranya juga Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka (Kisah Para Rasul 17:32,34).
Kita menemukan tanggapan yang sama terhadap Injil di zaman ini. Beberapa orang akan mengejek. Istilah "mengejek yang digunakan dalam Kisah Para Rasul 17 juga bisa diterjemahkan sebagai "mencemooh" atau "tertawa terbahak-bahak." "Apa kau bercanda? Kau benar-benar percaya itu?"
Bagi orang-orang bodoh yang berpendidikan ini, semuanya tampak konyol dan tak masuk akal. Tapi ejekan ini adalah satu pertanda yang menyatakan bahwa mereka akan binasa, sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa (1 Korintus 1:18).
Beberapa orang akan mengejek, sementara yang lain akan menunda. "Semoga lain kali kita bisa bertemu lagi mendiskusikan hal ini." Ini tanggapan yang paling sering kita jumpai. Apa yang sebetulnya mereka maksud adalah, "Saya benar-benar tak mau mengambil keputusan sekarang. Iblis menggunakan taktik ini untuk sebuah efek yang besar. Jangan khawatir akan hal itu. Anda akan menuai hasil pelayanan Anda kelak.
Beberapa orang akan percaya. Tapi beberapa akan bertobat dan berubah pikiran, dan di antara mereka adalah Dionisius orang Areopagus, salah satu hakim yang adalah seorang cendikiawan dan senator kota.
Ini yang saya mengerti: pertobatan adalah tugas Allah, bukan tugas kita. Itu adalah pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan orang yang belum percaya.
Bacaan Alkitab Setahun :
Hakim-hakim 13; Lukas 6:27-49
Allah menuntut kita bertanggung jawab untuk memberitakan kebenaran-Nya. Tapi sisanya terserah kepada-Nya. (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Greg Laurie).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar