Lukas 9:26 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus.
Kelak, Anda akan memberi pertanggungjawaban atas hidup Anda di hadapan Allah. Jika Anda menyimpannya dalam pikiran Anda dan berpikir jauh ke depan, maka ini akan mengubah apa yang Anda katakan, apa yang Anda lakukan, dan siapa yang Anda coba kesankan. Ini adalah penangkal bagi mereka yang suka menyenangkan orang lain.
Ketika Anda melihat ini jauh ke depan dan sadar bahwa Anda akan memberi pertanggungjawaban atas semua kata yang Anda ucapkan hari ini, maka Anda akan bertanya pada diri sendiri, "Apakah aku mau Allah tak setuju dengan apa yang aku ucapkan atau lakukan, atau apakah aku mau orang ini tak setuju dengan apa yang aku ucapkan atau lakukan?
Saya tahu rasanya sebab saya sudah pernah diwawancarai di banyak acara TV. Di acara tersebut, mereka akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang paling sulit dijawab. Dan, malah, beberapa pewawancara sengaja mencoba membuat saya mundur dan menyangkal kebenaran Firman Tuhan.
Ketika saya melakukan wawancara tersebut, sifat manusia saya ingin menyenangkan semua orang dengan jawaban yang mereka harapkan. Sifat manusia saya ingin berkompromi, membelokkan, menendang jauh-jauh dan meninggalkan kebenaran Firman Tuhan. Saya pernah mendengar beberapa orang yang diberondong pertanyaan-pertanyaan seperti ini di TV dan mereka menjawab, "Semua itu aku serahkan ke tangan Tuhan atau "Semua orang harus punya pendiriannya masing-masing." Ada sebuah kata yang tepat untuk menggambarkan kedua jawaban ini: bermain aman! Secara logis, menyenangkan hati semua orang bisa dibilang bermain aman. Orang-orang ini tidak berani berdiri di atas kebenaran. Pada momen-momen genting ini, apabila saya berhasil mengatakan sesuatu yang menyenangkan dan tidak menyinggung semua orang, berarti saya baru saja berkata bohong. Saya tahu benar, sehingga di momen yang berharga ini, saya melakukan tiga hal:
Pertama, saya ingat apa yang Yesus Kristus lakukan bagi saya di kayu salib. Dia tidak menyangkal saya. Dia tidak mundur demi saya. Dia mati untuk dosa-dosa saya. Saya berutang nyawa pada-Nya. Dia menciptakan saya. Dia menyelamatkan saya. Dia mengampuni saya. Dia membawa saya ke surga. Sebab itu, saya tidak akan menyangkal Dia.
Kedua, saya ingat bahwa suatu hari saya akan memberi pertanggungan jawab kepada Allah. Pada saat itu Allah akan berkata, "Apa yang kau katakan saat wawancara itu? Apa yang kau katakan kepada rekan sekerjamu? Apa yang kau katakan kepada temanmu di sekolah? " Saya ingat bahwa integritas lebih penting daripada popularitas. Dan saya tidak akan membuang integritas saya.
Dan yang terakhir, saya mengatakan kebenaran-Nya dan siap memikul resikonya.
Alkitab mengatakan dalam Lukas 9:26,"Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus.
Renungkan hal ini:
Bagaimana pertanyaan ini akan membantu Anda memperkatakan kebenaran di dalam kasih: "Apakah saya ingin Allah tak setuju dengan apa yang saya katakan atau lakukan, atau apakah saya ingin orang ini tak setuju dengan apa yang saya katakan atau lakukan?"
Bagaimana Anda bisa mengubah satu situasi, sehingga Anda lebih bisa menghormati Allah dengan kata-kata Anda?
Bacaan Alkitab Setahun :
Bilangan 12-14; Markus 5:21-43
Integritas lebih penting daripada popularitas, jadi jangan membuang integritas itu demi menyenangkan semua orang (Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar