Samson memiliki satu kelemahan yang luar biasa: Motivasi utama dalam hidupnya adalah untuk balas dendam.
Hidupnya penuh dengan kebencian dan amarah, sehingga ia selalu membalas orang lain dengan kekerasan.
Kita melihat ini beberapa kali dalam Hakim-Hakim 15:3, Samson berkata, "Sekali ini aku tidak bersalah terhadap orang Filistin, apabila aku mendatangkan celaka kepada mereka." Kemudian dalam ayat 7, "Jika kamu berbuat demikian, sesungguhnya aku takkan berhenti sebelum aku membalaskannya kepada kamu."
Akhirnya, dalam ayat 11, ia memberikan tipikal alasan orang yang lemah, jawabnya, "Seperti mereka memperlakukan aku, demikianlah aku memperlakukan mereka."
Itulah modus operandi Simson: Dia selalu membalas.
Ketika Anda menghabiskan seluruh hidup Anda dengan membalas perbuatan orang lain terhadap Anda dan bukannya mengambil keputusan sendiri, sesungguhnya tindakan Anda ini hanya akan melemahkan kehidupan Anda sendiri.
"Aku hanya melakukan apa yang sudah mereka lakukan terhadapku." Apakah Anda pernah menggunakan alasan itu?
Ketika Anda melihat kehidupan Samson, Anda akan melihat seorang pria yang cukup kreatif dalam hal balas dendam.
Hakim-Hakim 15:3-5 mengatakan, "Lalu kata Simson kepadanya: "Sekali ini aku tidak bersalah terhadap orang Filistin, apabila aku mendatangkan celaka kepada mereka." Maka pergilah Simson, ditangkapnya tiga ratus anjing hutan, diambilnya obor, diikatnya ekor dengan ekor dan ditaruhnya sebuah obor di antara tiap-tiap dua ekor.
Kemudian dinyalakannyalah obor itu dan dilepaskannya anjing-anjing hutan itu ke gandum yang belum dituai kepunyaan orang Filistin, sehingga terbakarlah tumpukan-tumpukan gandum dan gandum yang belum dituai dan kebun-kebun pohon zaitun."
Itu cara yang cukup kreatif!
Tapi kreativitas itulah yang pada akhirnya menyebabkan dia ditangkap.
Apa pelajaran yang bisa kita petik dari kehidupan Samson?
Lebih baik mengendalikan amarah dan berpikir sebelum bertindak ketimbang langsung bereaksi dan membalas.
Ini sama seperti apa yang dikatakan dalam Amsal 29:11, "Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya."
Renungkan hal ini:
Memikirkan dendam atau balas dendam hanya akan membuang waktu, tenaga, dan kreativitas Anda.
Dibanding dengan orang lain, dendam hanya akan lebih melukai hati Anda.
Dendam dapat memasung kreativitas Anda, karena Anda menghabiskan begitu banyak waktu memikirkan betapa terlukanya hati Anda, dan memikirkan cara membalaskan dendam Anda.
Menurut Anda, bagaimana Allah lebih suka Anda menggunakan kreativitas itu?
____________________________________
Bacaan Alkitab Setahun :
Hosea 1-5; Ibrani 2:5-18
____________________________________
Lebih baik mengendalikan amarah dan berpikir sebelum bertindak ketimbang langsung bereaksi dan membalas.
(Diterjemahkan dari Daily Devotional by Rick Warren)
____________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar