bijak dan sesuai kehendak Tuhan, Dia memberikan ganjaran atas kesetiaan
kita. Namun bila kita membuat pilihan buruk atau melanggar Firman Tuhan,
kita menerima konsekuensi negatif. Biasanya tidak segera terjadi. Tetapi
suatu hari kelak, kita akan diganjar atas hidup kita yang benar dan
saleh atau menuai konsekuensi akibat pemberontakan terhadap Tuhan.
Dalam Galatia 6:7-8, Alkitab menegaskan prinsip tabur dan tuai:
"Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa
yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan
dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai
hidup yang kekal dari Roh itu." Dengan kata lain, Anda menuai apa yang
Anda tabur, lebih daripada apa yang Anda tabur, dan jauh setelah Anda
menaburnya.
Barangsiapa terus menabur dalam roh, dapat memiliki pengharapan bahwa
Tuhan akan mengganjar mereka: "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik,
karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak
menjadi lemah" (Galatia 6:9). Namun, banyak orang percaya mengharapkan
imbalan materi karena ketaatan mereka kepada Tuhan. Apakah itu yang
Paulus terima? Tidak. Sekalipun segala kebutuhan dasarnya terpenuhi di
sepanjang hidupnya, ia pun mengalami penganiayaan dan pada akhirnya
dipancung. Akan tetapi, jutaan orang percaya telah dikuatkan dan
diajarkan melalui surat-suratnya, yang menjadi bagian dari Perjanjian
Baru, bahwa ganjaran surgawi dari Bapa jauh lebih besar.
Apakah Anda senantiasa berusaha untuk menyenangkan Roh Kudus? Atau,
Anda seringkali menuruti keinginan daging Anda sendiri dan bertindak
mengandalkan kekuatan sendiri tanpa Tuhan? Mungkin Anda jatuh bangun
diantara kedua pilihan itu. Saya berdoa agar Anda membuat keputusan hari
ini untuk menaburkan benih kasih, kesabaran dan kebenaran. Anda akan
menuai apa yang Anda tabur.
(Source : Sentuhan Hati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar