Keputusasaan dapat menyerang kita dari berbagai sisi, dan menguras habis energi dan produktivitas kita. Orang percaya yang bijaksana akan belajar mendeteksi penyebabnya, agar dapat menghindari akibatnya yang menghancurkan. Hari ini marilah kita menyelidiki beberapa penyebab eksternal keputusasaan.
- Kekecewaan yang tak terselesaikan. Ini berlaku untuk semua kekecewaan, baik yang disebabkan oleh hancurnya harapan kita sendiri maupun orang lain.
- Dikritik terus-menerus. Jika kita sering dikritik, wajarlah jika kita lalu berpikir, Ada apa dengan diriku? Namun, jika Allah tidak menyingkapkan kebenaran dalam komentar-komentar itu, kita seharusnya belajar untuk mengabaikannya.
- Merasa tidak ada yang mendengarkan. Respons yang wajar dalam hal ini adalah merasa tertolak.
- Merasa usaha terbaik kita tidak dihargai. Kita bisa begitu fokus pada pekerjaan kita sehingga kita akan merasa terpukul jika orang tidak menghargai usaha kita.
- Kondisi kerja yang buruk. Banyak orang percaya menyukai pekerjaan mereka, tetapi mereka mendapat perlakuan kasar atau penolakan dari rekan-rekan kerja mereka. Hal ini bisa membuat mereka sangat sulit untuk bersemangat ketika hendak pergi kerja setiap hari.
- Tak ada kesempatan untuk maju. Pekerjaan yang tidak membuat orang memakai karunia dan kemampuannya secara maksimal bisa membuat jenuh. Demikian pula manajemen yang terlalu membatasi kebebasan seseorang untuk melakukan inovasi.
Kita sering menganggap bahwa, yang paling sering menyebabkan keputusasaan dalam hidup kita adalah orang-orang yang kita jumpai setiap hari. Bacalah daftar di atas sekali lagi. Apakah hal-hal itu tidak terdengar asing? Jika ya, berdoalah agar Anda memperoleh kekuatan untuk mengatasi penyebab eksternal keputusasaan ini dengan keyakinan yang diperbarui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar