08 Juni 2010 / Selasa
Jalan Iman -- Yesaya 55:8-9
Memandang persoalan dari sudut pandang manusia dapat membuat kita panik. Kesehatan yang buruk, krisis ekonomi, relasi yang hancur, dapat membuat ciut hati kita. Tetapi Allah memanggil kita untuk memandang kehidupan ini dengan mata iman.
Hidup beriman berarti percaya bahwa melalui Kristus, Allah akan memenuhi semua kebutuhan kita – termasuk kebutuhan akan kasih, keamanan dan penerimaan (Filipi 4:19). Kasih Tuhan kepada kita sudah dinyatakan di atas kayu salib, ketika Yesus mati bagi dosa-dosa kita agar kita dapat diampuni dan didamaikan dengan Bapa. Kasih-Nya pada kita begitu dalam dan tak terukur (Yeremia 31:3; Efesus 3:18).
Karena kedudukan kita sebagai anak Allah, kita selamanya aman: semua yang percaya kepada Juru Selamat diangkat sebagai anak Bapa dengan hak dan warisan penuh (Roma 8:17). Dan pengangkatan kita ini bersifat permanen karena didasarkan pada korban penebusan Kristus (Ibrani 7:27).
Selain itu, kehadiran Roh Kudus di dalam kita membuktikan bahwa Bapa sudah menerima kita. Roh Kudus bertindak sebagai materai atau jaminan atas kedudukan kita di dalam Kristus (Efesus 1:13). Sekalipun relasi-relasi di dunia ini hancur, persekutuan kita dengan Tuhan tetap. Dia dapat memenuhi setiap janji-Nya, dan Dia tidak akan pernah meninggalkan Anda.
Jika kita yakin Allah itu memelihara kita, cara kita memandang hidup akan berubah. Kita tidak lagi akan hidup dengan memandang yang kelihatan (yang bisa membuat kita cemas), melainkan dengan iman kepada Dia yang menyelamatkan kita (II Korintus 5:7). Jalan percaya kepada Tuhan disediakan bagi orang yang sudah menerima Kristus sebagai Juru Selamat. Apakah Anda sedang menyusuri jalan itu sekarang ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar