16 Juni 2010 / Rabu
Kekuatan Dalam Kelemahan -- II Korintus 12:7-11
Budaya kita menghargai kemandirian dan kemampuan pribadi, dan memandang kelemahan sebagai kegagalan. Tetapi pandangan Alkitab sangat berbeda. Kitab Suci mengatakan bahwa, ketika kita mengakui kelemahan kita, kita justru semakin menyadari kebutuhan kita akan Allah.
Sebagaimana kita ketahui, semua orang punya kelemahan, termasuk rasul Paulus. Dalam bacaan hari ini kita membaca, ia mengakui adanya "duri dalam daging" yang terus-menerus mengganggunya. Alkitab tidak menjelaskan apakah ini masalah fisik, perjuangan melawan godaan, ataukah kelemahan yang lain. Yang kita tahu hanyalah bahwa Paulus sudah berdoa dengan tekun agar hal itu disingkirkan. Tetapi Tuhan memilih untuk tetap membiarkan gangguan itu.
Herannya, Paulus meresponinya dengan menyatakan kesenangan dan kerelaannya berada dalam kelemahan yang sudah sering ia minta disingkirkan itu (ayat 10). Ia menyadari bahwa Tuhan sudah mengubah gangguan itu menjadi pewahyuan yang indah: kelemahan Paulus menjadi jalan dan kesempatan untuk menyatakan kuasa Allah yang luar biasa.
Duri dalam daging ternyata juga mempunyai tujuan lain – sebagai 'imunisasi" terhadap kesombongan. Roh Kudus begitu nyata berkarya melalui Paulus, sehingga ia mudah sekali menjadi orang yang meninggikan diri sendiri. Padahal kurangnya kerendahan hati akan memengaruhi pelayanannya secara negatif.
Apakah kita lebih suka duri dalam daging kita disingkirkan? Secara manusiawi, tentu saja ya! Tetapi kita boleh percaya bahwa bagaimana pun keadaan kita, Bapa surgawi yang pengasih sedang mengerjakan sesuatu yang indah dalam hidup kita. Respons kita terhadap kesukaran dan kelemahan seharusnya adalah, "Tuhan, apa yang sedang Engkau mau ajarkan padaku melalui situasi ini?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar