Menurut Tuhan Yesus, pintu ke surga itu sempit. Jalan yang lebih mudah dalam menjalani kehidupan ialah jalan lebar kebahagiaan duniawi yang semua arahnya menuju kepada kehancuran dan kesenangan diri sendiri. Tetapi jalan menuju hidup kekal ditandai oleh pengorbanan diri sendiri dan kerendahan hati.
Tuhan memperingatkan para pengikutNya untuk tidak diperdaya soal keselamatan mereka. Mereka yang menemukan jalan ke surga telah memberikan hati mereka kepada Yesus dan mengakui bahwa kematianNya telah membayar lunas utang dosa mereka. Hal ini penting sebab kita menemukan banyak orang yang tampaknya menapaki jalan yang sempit meskipun mereka tidak pernah membuat keputusan kepada Kristus. Mereka ini mungkin sibuk dengan kegiatan gerejawi, namun mereka telah menempatkan perbuatan di atas komitmen. Kegiatan mereka mungkin patut dipuji, seperti misalnya ikut melayani dan mendukung kegiatan misi, dan mereka masih memiliki kepercayaan yang benar. Namun tindakan dan pemikiran tidaklah selalu merupakan refleksi akurat dari jiwa dan hati mereka.
Banyak orang yang pergi ke gereja beranggapan pelayanan mereka begitu berkenan kepada Tuhan sehingga surga merupakan suatu kepastian bagi mereka. Sayangnya, mereka akan terkejut saat penolakan Allah terjadi. Saat penghakiman, Yesus akan mengatakan pada mereka, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:23). Yesus tidak akan menerima siapapun yang telah menolak untuk diampuni atas dosa-dosanya.
Anda tentu tidak ingin berada di antara mereka yang berpikir perbuatan baik layak diganjar dengan hak untuk masuk ke surga. Menerima Kristus sebagai Juruselamat merupakan satu-satunya cara (Yohanes 14:6), dengan demikian baru Anda memperoleh kepastian, bahwa di akhir jalan sempit yang Anda tempuh sepanjang hidup menuju hadirat Allah selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar