Efesus 6:5-8
Bekerja di pabrik tekstil, pekerjaan saya adalah mengelantang, bagian terpanas dari proses pembuatan kain. Saya tidak menyukai tugas itu. Dua minggu pertama, sikap saya menunjukkan ketidaksenangan saya pada rasa panas ataupun atasan yang kasar. Akhirnya saya menyadari, perkerjaannya tidak bisa diubah, namun cara berpikir saya bisa. Saya memutuskan untuk bekerja seolah-olah Tuhan adalah atasan saya, dan pilihan itu telah mengubah segalanya.
Panas tidak lagi mengganggu saya. Hasil pekerjaan lumayan. Dan yang terbaik adalah saya memiliki banyak kesempatan untuk menyaksikan iman saya tumbuh, sebab para pekerja lainnya memperhatikan bahwa saya berubah. Ketika saya kembali bekerja disana musim berikutnya, atasan yang kasar itu mempekerjakan saya tanpa ragu-ragu.
Memperlakukan pekerjaan kita sebagai suatu perpanjangan pelayanan kita kepada Allah akan mengubah sikap kita. Menyenangkan hati Tuhan memotivasi kita untuk melakukan yang terbaik dan menghasilkan kepuasan yang tidak dapat disangkal dalam kehidupan orang percaya. Suatu pekerjaan bisa saja menantang, membuat frustrasi ataupun membosankan, namun kita tetap bisa merasakan damai dan tidak berkutat dengan perasaan yang negatif.
Hati seorang hamba akan berpengaruh pada pekerja lainnya. Pelayanan yang dilakukan dengan kebaikan dan kerendahan hati akan mencuri perhatian teman kerja kita, yang pada akhirnya membuka kesempatan untuk melayani orang lain, yang bersamanya kita menghabiskan waktu berjam-jam setiap harinya.
Upah dari pelayanan yang antusias terhadap pekerjaan dapat berbentuk banyak hal, termasuk kepuasan pribadi yang lebih besar dalam pekerjaan kita dan kesempatan untuk menggambarkan Kristus kepada orang lain. Terlebih lagi, akan ada sukacita yang besar saat mengetahui bahwa Bapa kita berkenan atas perbuatan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar