Semakin ahli Anda mengerjakan sesuatu, Anda akan semakin menikmatinya. Contohnya, saat suatu orkestra mahir memainkan suatu karya besar, seorang pemain musik berpengalaman akan jauh lebih menikmati saat mendengarkannya dibandingkan orang dengan telinga yang tidak terlatih. Anda akan terkejut bahwa hal yang sama juga berlaku dalam hal memberi.
Allah memiliki begitu banyak alasan mengapa Ia memerintahkan kita untuk memberi. Pertama, dengan mengembalikan sebagian harta kita kepada Tuhan, kita mengakui bahwa sesungguhnya segala sesuatu adalah milikNya (Mazmur 50:10). Kedua, memberi adalah cara untuk taat (Keluaran 25:2). Ketiga, saat kita memberi untuk pelayanan atau membantu mereka yang membutuhkan, kita berpartisipasi dalam pekerjaan kerajaan Allah, yang membawa sukacita yang besar. Keempat, persembahan kita merupakan suatu kesempatan bagi Allah untuk menyatakan sifatNya; saat kita menunjukkan kemurahan hati, Ia akan mencukupkan kebutuhan kita dengan setia dan memberkati kita dengan berlimpah (II Korintus 9:8). Kembali lagi, pepatah yang mengatakan “Engkau tidak bisa membalas kebaikan Tuhan” terbukti benar.
Memberi mencakup lebih daripada uang. Tuhan telah memberkati kita dengan talenta, waktu dan kemampuan, disertai dengan berbagai kesempatan untuk berbagi semuanya itu dengan orang lain. Sangat penting untuk bergantung pada tuntunan Roh Kudus sehingga kita dapat mengetahui apa yang harus diberi, kepada siapa dan berapa banyak kita harus memberi.Ingatlah, Tuhan terus-menerus memberikan kepada kita: keselamatan, penghiburan, kekuatan, nafas, hidup dan berkat lainnya yang tidak terhitung. Kita berhutang padaNya dan kita harus memberikan kembali, bukan karena kewajiban, namun dengan penuh sukacita dan ucapan syukur (II Korintus 9:7). Mintalah agar Allah menyatakan kepada Anda sekiranya ada keegoisan ataupun penghalang lainnya untuk berbagi dan mintalah Ia untuk menolong Anda semakin ahli dalam hal memberi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar